Tammam Hassan sering dijuluki sebagai “Sibawaih al-Yaum”
(Sibawaih masa kini) karena kemampuannya memadukan teori nahwu klasik dengan pendekatan
linguistik modern. Seperti yang ditulis Agung Prasetiyo dalam bukunya الاتجاهات
الجديدة في النحو العربي عند تمام حسان وأثرها في تعليم اللغة العربية,
Tammam Hassan dianggap sebagai linguis Arab modern (al-lughawi al-hadits
bil-lughah al-‘arabiyyah) yang berhasil membawa studi bahasa Arab ke arah
yang lebih ilmiah dan kontekstual.
Menurut Dr. Muhbib Abdul Wahab, Tammam Hassan adalah linguis
pertama yang merumuskan kaidah intonasi dan tekanan kata (qaidah at-tanghim wa
an-nabr) dalam bahasa Arab. Tidak hanya itu, beliau juga dikenal sebagai pemikir
bahasa tingkat dunia karena melihat kamus bukan sekadar kumpulan kata, tetapi
sebagai sistem kebahasaan yang saling terhubung dan bermakna secara integratif.
Salah satu gagasan pentingnya adalah kritik terhadap teori
asal-usul kata (isytiqaq). Jika para ahli Basrah berpendapat bahwa akar kata
berasal dari mashdar, dan ahli Kufah berpendapat dari fi‘il madhi,
maka Tammam Hassan menawarkan pandangan baru: akar kata terletak pada fa‘,
‘ain, dan lam fi’il, yang menjadi dasar derivasi linguistik Arab. Pandangan ini
menunjukkan keberanian intelektual beliau dalam menafsirkan ulang tradisi
kebahasaan klasik dengan kerangka berpikir modern.
Sepanjang hidupnya, Tammam Hassan menulis banyak karya
penting, beberapa di antaranya:
مناهج البحث في اللغة (1955)
اللغة بين المعيارية
والوصفية (1958)
اللغة العربية معناها
ومبناها (1973)
الأصول: دراسة
إيبستمولوجية للفكر اللغوي العربي (1981)
التمهيد في اكتساب اللغة
العربية لغير الناطقين بها (1984)
مقالات في اللغة والأدب (1985)
البيان في روائع القرآن (1993)
الخلاصة النحوية،
اجتهادات لغوية \(2007)
Selain menulis, beliau juga menerjemahkan banyak karya
ilmiah dari bahasa Inggris ke bahasa Arab. Beberapa di antaranya adalah:
مسالك الثقافة الإغريقية
إلى العرب karya D. O’Leary (1957)
اللغة في المجتمع karya
Horace Michael (1959)
الفكر العربي ومكانه في
التاريخ karya D. O’Leary (1961)
النص والخطاب والإجراء karya
Robert de Beaugrande (1998)
Dari karya dan pemikirannya, kita bisa melihat bahwa Tammam
Hassan bukan hanya ahli bahasa Arab, tetapi juga jembatan antara tradisi dan
modernitas linguistik. Ia membuktikan bahwa bahasa Arab dapat dikaji secara
ilmiah, tanpa kehilangan nilai-nilai klasiknya.
والله
أعلم بالصواب